Kronologi Viral Bocah di Balikpapan Dibully di Masjid, Korban Hanya Minta Foto Kepada Para Pelaku


Kronologi kasus bocah di Balikpapan yang dibullying di Masijd diungkap oleh polisi.

Menurut polisi, kejadian itu berlangsung saat korban meminta sebuah foto kepada para pelaku namun tak diberi.

Hingga akhirnya terjadi kasus pembullyan tersebut.

Adapun korban dari perundungan tersebut adalah AA (13), seorang pelajar kelas 8 di salah satu SMP swasta di Balikpapan, sementara pelaku perundungan adalah KD (13) dan MR (13).

Perundungan ini terjadi pada Sabtu (23/9/2023) pekan lalu di Masjid Darussalam, RT 26, Kelurahan Muara Rapak, Balikpapan Utara, Balikpapan.

Dalam video berdurasi 27 detik tersebut, korban AA mengalami perlakuan yang tidak manusiawi dari pelaku, sementara AA hanya bisa menangis dan memegangi kepalanya.

Kapolsek Balikpapan Utara, AKP Bitab Riyani, mengonfirmasi bahwa kedua belah pihak, yakni keluarga korban dan pelaku, telah sepakat untuk berdamai.

“Iya tadi sudah mediasi dan sepakat damai. Orangtua korban tidak akan melanjutkan kasus ini,” jelas Bitab.

Bitab Riyani juga menyebut bahwa perundungan terhadap AA bermula saat korban meminta sebuah foto kepada kedua pelaku.

Karena ketidaksetujuan pelaku terhadap permintaan tersebut, tindakan perundungan pun terjadi.

Berakhir Mediasi

Kasus bullying yang terjadi di Balikpapan yang kini viral di media sosial tengah ditangani oleh Mapolsek Balikpapan Utara.

Kasus tersebut kini telah berakhir damai melalui preoses mediasi.

Proses mediasi kasus ini terjadi di Mapolsek Balikpapan Utara.

Mediasi ini dihadiri oleh Kapolsek Balikpapan Utara, AKP Bitab Riyani; Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan, Irfan Taufik; keluarga korban dan pelaku; dan Kabid Perindungan Anak DP3AKB Balikpapan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Balikpapan, Irfan Taufik, menyampaikan permintaan maaf atas insiden perundungan yang dialami siswa SMP swasta di kota ini.

“Kami sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan meminta maaf, ini merupakan bagian dari tanggung jawab kami untuk mengawasi,” tutur Irfan.

Selain itu, pemerintah juga telah menyiapkan personel dari DP3AKB untuk memberikan pendampingan kepada korban perundungan jika diperlukan.

Terkait sanksi yang akan diberikan kepada pelaku oleh sekolah mereka, Irfan menjelaskan bahwa hal tersebut masih perlu dipertimbangkan.

“Nanti akan dilihat ke depan. Yang jelas, pendekatan persuasif akan kami kedepankan,” ujarnya.

Selain itu, Irfan Taufik juga menekankan pentingnya peningkatan pengawasan dan sosialisasi di seluruh sekolah di Balikpapan untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa mendatang.

Kasusnya Viral

Sebelumnya kasus bullying kembali viral di media sosial. Bahkan kasus bullying ini sampai diviralkan oleh anggota DPR RI Ahmad Sahroni

Dalam akun instagramnya @ahmadsahroni88, korban tampak dilakuan tak manusiawi.

Dalam video viral yang dibagikan Ahmad Sahroni, terlihat jelas detik-detik bocah berbaju merah dihajar oleh temannya.

Punya ukuran tubuh yang lebih kecil, bocah berbaju seragam pramuka itu secara membabi buta memukuli korban.

Bahkan bocah tersebut sampai memiting leher korban seraya mendorongnya.

Ia pun menendang kepala korban saat terjatuh ke lantai.

Diperlakukan kasar secara bertubi-tubi, bocah berbaju merah hanya bisa meringis kesakitan.

Dengan suara tangisan yang keras, korban bak meminta pertolongan kepada bocah yang ada di sana.

Namun semua bocah termasuk pelaku hanya tertawa melihat korban menangis.

Salah seorang bocah yang menghajar korban sempat memaksa korban untuk berbicara.

Karenanya diduga korban adalah anak berkebutuhan khusus lantaran sama sekali tidak memenuhi permintaan pelaku.

“Ngomong aja, jangan begitu lu,” pinta bocah yang menghajar.

Fakta Kejadian

Mengunggah video memilukan tersebut, Ahmad Sahroni menyebut peristiwa pembullyan yang tengah viral itu terjadi di Samarinda.

Namun setelah ditelusuri TribunnewsBogor.com, peristiwa penganiayaan tersebut terjadi di Balikpapan Utara, Kalimantan Timur.

Dikutip dari Kompas.com, terkuak fakta mengenai TKP tempat segerombolan bocah melakukan pembullyan tersebut.

Diduga kejadian itu terjadi di Masjid Kawasan KM 0,5 Balikpapan pada Kamis (28/9/2023).

Nasib Bocah Dibully di Balikpapan, Sudah Mediasi Korban Cuma Dapat Maaf & Pelaku Tak Dijerat Hukum

Terungkap nasib dari bocah korban bully di salah satu masjid di Balikpapan Utara, Kalimantan Timur.

Diketahui jika sang bocah kini cuma mendapat maaf lantaran pelaku penganiayaan tak dijerat hukum karena telah damai.

Melansir Tribun Kaltim, AKP Bitab Riyani mengonfirmasi bahwa kedua belah pihak, yakni keluarga korban dan pelaku, telah sepakat untuk berdamai.

“Iya tadi sudah mediasi dan sepakat damai. Orang tua korban tidak akan melanjutkan kasus ini,” jelas Bitab.

Mediasi ini dihadiri dirinya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan, Irfan Taufik, keluarga korban dan pelaku, serta Kabid Perindungan Anak DP3AKB Balikpapan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Balikpapan, Irfan Taufik, menyampaikan permintaan maaf atas insiden perundungan yang dialami siswa SMP swasta di kota ini.

“Kami sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan meminta maaf.”

“Ini merupakan bagian dari tanggung jawab kami untuk mengawasi,” tutur Irfan Taufik.

Sementara itu menurut Polda Kaltim, pihaknya kini tengah memburu pelaku yang diduga masih berusia di bawah umur.

Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Pol Yusuf Sutejo menyebut, pihaknya masih menelusuri sosok pelaku dan korban yang terekam di video viral tersebut.

Sebab hingga kini, keluarga korban belum membuat laporan atas penganiayaan yang dialami bocah berbaju merah tersebut.

“Masih ditelusuri oleh anggota karena sama sekali tidak dilaporkan oleh keluarga korban,” ungkap Kombes Pol Yusuf Sutejo, dikutip dari Kompas.com.

Disisi lain, penyidik di Polsek Balikpapan Utara juga tengah memburu sosok pelaku maupun korban.

Diungkap Kapolsek Balikpapan Utara, AKP Bitab Riyani, kasus bullying tersebut masih ditelusuri jajarannya.

AKP Bitab Riyani menyebutkan, perundungan terhadap AA bermula saat korban meminta sebuah foto kepada kedua pelaku.

Karena ketidaksetujuan pelaku terhadap permintaan tersebut, tindakan perundungan pun terjadi.

Mengetahui peristiwa tersebut, pemerintah juga telah menyiapkan personel dari DP3AKB untuk memberikan pendampingan kepada korban perundungan jika diperlukan.

Terkait sanksi yang akan diberikan kepada pelaku oleh sekolah mereka, Irfan menjelaskan hal tersebut masih perlu dipertimbangkan.

“Nanti akan dilihat ke depan. Yang jelas, pendekatan persuasif akan kami kedepankan,” ujarnya.

Lebih jauh sebelumnya diketahui video bocah dibully di Masjid viral di media sosial.

Dalam video tampak bocah berbaju merah dihajar oleh temannya.

Punya ukuran tubuh yang lebih kecil, bocah berbaju seragam Pramuka tersebut secara membabi buta memukuli korban.

Bahkan bocah tersebut sampai memiting leher korban seraya mendorongnya.

Ia pun menendang kepala korban saat terjatuh ke lantai.

Diperlakukan kasar secara bertubi-tubi, bocah berbaju merah hanya bisa meringis kesakitan.

Dengan suara tangisan yang keras, korban bak meminta pertolongan kepada bocah yang ada di sana.

Namun semua bocah termasuk pelaku hanya tertawa melihat korban menangis.

Lalu seorang bocah yang menghajar korban sempat memaksa korban untuk berbicara.

Diduga korban adalah anak berkebutuhan khusus (ABK) lantaran ia sama sekali tidak memenuhi permintaan pelaku.

“Ngomong aja, jangan begitu lu,” pinta bocah yang menghajar.

Dikutip dari Kompas.com, terkuak fakta mengenai TKP tempat segerombolan bocah melakukan pembullyan tersebut.

Diduga kejadian ini terjadi di Masjid Kawasan KM 0,5 Balikpapan pada Kamis (28/9/2023).