Pendeta Gilbert Lumoindong Ditolak ke Makassar Usai Hina Salat dan Zakat,Danny Pomanto: Mohon Maaf


Pendeta Gilbert Lumoindong viral lantaran isi ceramahnya yang menyepelekan gerakan salat, termasuk zakat.

Gilbert Lumoindong dalam isi khutbahnya di depan para jamaat gereja meledek kewajiban zakat dan gerakan shalat.

“Kita orang Islam diajarin bersih sebelum sembahyang, cuci semuanya. Saya bilang loe 2,5 (2,5 persen zakat). Gue 10 persen bukan berarti gue jorok, disucikan oleh darah Yesus,” kata Pendeta Gilbert Lumoindong sebagaimana terdengar dalam potongan video yang viral.

Dia lalu membandingkan lebih mudahnya beribadah dalam agama Kristen, karena hanya sepekan sekali dan tidak perlu ada ritual bersih-bersih anggota tubuh ataupun gerakan-gerakan membuat capek.

“Kita kan bayar 10 persen, makanya kebaktian kita tenang aja, paling berdiri, tepuk (tangan), ya santai,” katanya.

Pasca viralnya video itu, Gilbert yang rencananya akan datang ke Makassar langsung mendapat penolakan dari MUI Makassar.

MUI Makassar diketahui melayangkan surat ke Pemerintah Kota Makassar, sebagai bentuk penolakan terhadap kedatangan dan pertemuan dengan Pendeta Gilbert.

Gilbert Lumoindong diagendakan bertemu dengan Wali Kota Makassar Danny Pomanto siang ini, Rabu (17/4/2024) di Ruang Wali Kota Makassar, Kantor Balai Kota Jl Ahmad Yani, pukul 14.00 Wita.

Namun agenda itu dibatalkan mengingat banyaknya penolakan dari berbagai pihak.

Wali Kota Makassar Danny Pomanto mengungkap alasan batalnya Pendeta Gilbert Lumoindang ke Makassar.

Danny mengatakan, usai berkomunikasi dengan para anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), kedatangan Pendeta Gilbert terpaksa harus ditunda.

Ia pun sudah menyampaikan ke Pendeta Gilbert terkait keputusan para ulama di Makassar, mulai dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, hingga PC Nahdlatul Ulama Makassar, termasuk masukan dari gereja-gereja.

“Setelah berkomunikasi dengan Pendeta Gilbert dan komunikasi dengan semua pihak baik itu pihak teman-teman dari MUI, NU dan gereja sendiri akhirnya disepakati biar ditunda dulu,” ucap Danny Pomanto kepada Tribun Timur, Rabu (17/4/2024).

Syukurnya kata Danny, Pendeta Gilbert memahami kondisi dan situasi sekarang ini.

“Teman-teman dari gereja juga minta supaya ini ditunda karena selama ini di Makassar kan aman-aman saja, dan Makassar semua kita bersaudara, sangat mesra. Pendeta Gilbert paham, tadi malam saya dengan Polrestabes bicara langusng dengan beliau,” jelasnya.

Maksud dan tujuan kedatangan Pendeta Gilbert ke Makassar kata Danny untuk menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada masyarakat Indonesia khususnya kaum muslim.

Sebenarnya, Pendeta Gilbert juga sudah menyampaikan permohonan maafnya kepada MUI Pusat, hanya saja kata Danny ia ingin menyampaikan secara langsung di lapangan.

Makassar dipilih sebagai lokasi atau titik permohonan maaf untuk seluruh umat islam.

“Beliau sampaikan sebenarnya kenapa dia mau kesini, dia tidak enak kalau hanya permohonan maaf secara elit di pusat,” tutur Danny.

“Dia ingin langsung (minta maaf) di lapangan dan dia memilih Makassar. Cuman saya mohon maaf sama pak Pendeta kita cari waktu yang tepat,” paparnya. (*)

Wali Kota Makassar Tolak Temui Pendeta Gilbert Lumoindong,Danny Pomanto: Teman Gereja Memahami

Saat ini publik sedang menyoroti berita Pendeta Gilbert Lumoindong yang meledek salat dan zakat.

Ledekan yang dilontarkan saat khotbah tersebut sangat melukai hati umat muslim, karena terkesan melecehkan.

Akibat peristiwa tersebut, Pendeta Gilbert pun menuai kecaman.

Bahkan, keinginannya untuk menemui Wali Kota Makassar Danny Pomanto, batal terlaksana, Rabu (17/4/2024).

Karena adanya tekanan penolakan dari masyarakat setempat, juga MUI Makassar, NU Makassar dan gereja-gereja di Makassar.

Padahal, sesuai rencana, Pendeta Gilbert Lumoindong bertemu dengan Wali Kota Makassar Danny Pomanto siang ini, di Ruang Wali Kota Makassar, Kantor Balai Kota Jl Ahmad Yani, pukul 14.00 Wita.

Namun, agenda itu dibatalkan mengingat banyaknya penolakan dari berbagai pihak.

Wali Kota Makassar Danny Pomanto mengungkap alasan batalnya Pendeta Gilbert Lumoindang ke Makassar.

Danny mengatakan, usai berkomunikasi dengan para anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), kedatangan Pendeta Gilbert terpaksa harus ditunda.

Ia pun sudah menyampaikan ke Pendeta Gilbert terkait keputusan para ulama di Makassar, mulai dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, hingga PC Nahdlatul Ulama Makassar, termasuk masukan dari gereja-gereja.

“Setelah berkomunikasi dengan Pendeta Gilbert dan komunikasi dengan semua pihak, baik itu teman-teman dari MUI, NU dan gereja sendiri akhirnya disepakati biar ditunda dulu,” ucap Danny Pomanto kepada Tribun Timur.

Syukurnya kata Danny, Pendeta Gilbert memahami kondisi dan situasi sekarang ini.

“Teman-teman dari gereja juga minta supaya ini ditunda karena selama ini di Makassar kan aman-aman saja, dan Makassar semua kita bersaudara, sangat mesra,” ucapnya.

“Pendeta Gilbert paham, tadi malam saya dengan Polrestabes bicara langsung dengan beliau,” imbuhnya.

Maksud dan tujuan kedatangan Pendeta Gilbert ke Makassar kata Danny untuk menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada masyarakat Indonesia khususnya kaum muslim.

Sebenarnya, Pendeta Gilbert juga sudah menyampaikan permohonan maafnya kepada MUI Pusat, hanya saja kata Danny ia ingin menyampaikan secara langsung di lapangan.

Makassar dipilih sebagai lokasi atau titik permohonan maaf untuk seluruh umat Islam.

“Beliau sampaikan sebenarnya kenapa dia mau ke sini, dia tidak enak kalau hanya permohonan maaf secara elit di pusat,” tutur Danny.

“Dia ingin langsung (minta maaf) di lapangan dan dia memilih Makassar. Cuman saya mohon maaf sama pak Pendeta kita cari waktu yang tepat,” paparnya.

Kasus ini pun berbuntut panjang, Pendeta Gilbert dilaporkan ke Polda Metro Jaya buntut khotbahnya tersebut.

Adanya laporan itu dibenarkan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi.

Ade Ary menuturkan, Pendeta Gilbert dilaporkan atas kasus dugaan penistaan agama.

“Benar, laporan diterima tanggal 16 April 2024 tentang dugaan penistaan agama,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (17/4/2024).

Ia mengatakan, kasus tersebut kini ditangani Subdit Kamneg (Keamanan Negara) Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Diberitakan Warta Kota sebelumnya, pendeta Gilbert Lumoindong, bikin gaduh saat libur lebaran ini.

Viral di medsos ledekan Gilbert Lumoindong soal zakat dan salat.

Tentu ini sangat sensitif, karena menyinggung pemeluk agama Islam.

Pernyataan yang dibungkus dalam sebuah lelucon ini, Gilbert Lumoindong sampaikan saat khotbah.

Mulanya Gilbert Lumoindong menyindir zakat sebesar 2,5 persen dari harta untuk menyucikan harta.

“Sebelum sembahyang (salat) Islam diwajibkan cuci semuanya, saya bilang lu itu dua setengah. Gua 10 persen, bukan berarti gua jorok, tapi sudah disucikan oleh darah Yesus,” katanya disambut tawa jemaat Protestan.

Tak hanya itu, Gilbert Lumoindong juga menyindir salat yang dianggap lebih sulit dibanding ibadah dalam agamanya.

Menurut Gilbert, jika saat hendak beribadah umat agamanya hanya sepekan sekali membersihkan diri, tidak seperti agama Islam yang setiap beribadah selalu membersihkan diri.

Gerakan ibadah dalam agamanya juga tidak membuat capek karena hanya berdiri, bernyanyi, dan bertepuk tangan.

“Lah kita kan bayar 10 persen, makanya kebaktian kita hanya berdiri, tepuk tangan ya santai, tidak seperti,” ujarnya.

Sementara dalam Islam disebut ibadahnya setengah mati.

Lantaran leluconnya itu sangat sensitif, pendeta Gereja Bethel Indonesia tersebut pun menunai kecaman dari banyak orang.

Temui Yusuf Kalla

Untuk meredam isu tersebut membesar, Gilbert Lumoindong pun gerak cepat, mengunjungi Wakil Presiden ke-10 dan 12 sekaligus Ketua Umum (Ketum) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK), untuk meminta maaf kepada umat Islam.

“Saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf karena kegaduhan yang ada,” kata Pendeta Gilbert Lumoindong di kediaman JK, Jalan Brawijaya nomor 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (15/4/2024).

Di hadapan JK, Gilbert Lumoindong tampak tertunduk sambil menjabat tangan.

Gilbert Lumoindong mengatakan, pernyataannya soal zakat dan salat sama sekali tidak bermaksud untuk menghina agama Islam.

Dia mengaku tumbuh besar di lingkungan muslim dan belajar agama Islam sewaktu sekolah dasar.

Karenanya, Gilbert Lumoindong menegaskan, tidak ada niat sedikitpun dirinya untuk sengaja melecehkan ajaran Islam.

Selain itu, kata dia, ceramah tersebut konteksnya adalah ibadah interen alias tidak berlaku untuk umum.

“Tetapi karena jemaat kita ada dua, ada jemaat gereja, ada jemaat online, jadi otomatis ada di YouTube kami. Tetapi itu jelas ada tulisan ibadah Minggu. Jadi karena itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk umum,” ucap Pendeta Gilbert Lumoindong.

Sementara itu, JK mengatakan, dirinya telah mengingatkan Pendeta Gilbert Lumoindong untuk saling menghargai satu dengan lainnya.

“Dalam Islam itu ayatnya lakum dinukum waliyadin, agama saya agama saya dan agamamu agamamu. Kita saling menghargai tapi tidak saling mengkritik ataupun menghina apalagi,” ujarnya.

JK mengutarakan alasannya mau menjembatani klarifikasi Gilbert Lumoindong atas pernyataannya yang mengundang kritik berbagai pihak.

Dia pun mengingatkan beberapa kasus terkait persoalan agama di beberapa wilayah di Indonesia yang memakan korban.

“Karena itu lah jangan lah, sebelum meluas kita harus selesaikan, padamkan, tadi minta maaf, Islam itu pemaaf, jangan lagi. Itu alasannya,” ucap JK.

Kecaman MUI

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis turut merespons ceramah dari Pendeta Gilbert Lumoindong.

Cholil Nafis meminta kepada seluruh pihak termasuk pemuka agama untuk bisa menghormati agama lainnya.

“Ya, semua umat beragama wajib menjaga kehormatan agamanya dan agama orang lain,” kata Cholil Nafis kepada Tribunnews, Senin (15/4/2024).

“Saling menghargai dan menghormati antar sesama umat itu penting, agar masyarakat tetap rukun dan bersatu,” imbuhnya.

Hanya saja saat disinggung apakah MUI mendorong agar hal ini dibawa ke ranah hukum, Cholil tidak memberikan tanggapannya.

“Agar hidup rukun atau hukum agar ditegakkan kepadanya demi keutuhan bangsa,” katanya.

Cholil Nafis pun mempertanyakan maksud dari pernyataan Gilbert Lumoindong tersebut.

“Mau bercanda atau serius ini? Kalau bercanda tak lucu tapi kalau serius pasti keliru,” katanya.

Menurut Cholil, jika memang Gilbert menyatakan dalam ceramahnya adalah serius, maka apa yang disampaikan orang tersebut adalah keliru.

Sebab, dalam ceramahnya, Gilbert menyinggung soal pembayaran zakat umat muslim yang sebesar 2,5 persen.

Kata Cholil, hal itu sudah pasti keliru, karena dalam ajaran agama Islam pembayaran zakat bermacam bentuknya.

“Zakat itu ada yang 2,5 persen ada yang 5 persen bahkan ada 10 persen tergantung jenis zakatnya,” ujar Cholil.

Atas hal tersebut, Cholil menggaris bawahi kalau pernyataan yang disampaikan oleh Gilbert itu tidak layak.

Pasalnya, yang bersangkutan menyampaikan sebuah ceramah namun dengan membandingkan ajaran agama lain.

Sebagai pemuka agama menurut Cholil, harus mampu menjaga kerukunan di antara masing-masing penganut agama.

“Intinya membandingkan ajaran agama sambil merendahkan (agama lain) itu tak layak diucapkan. Ini bisa bikin gara-gara memecah kerukunan umat,” ucap Cholil.