Istri Wajib Tahu Jangan Ucapkan 8 Kata Ini pada Suami, dr Aisah Dahlan : Bikin Suami Tersinggung


dr Aisah Dahlan yang juga seorang motivator keluarga mengungkap ada beberapa kata yang tidak boleh diucapkan seorang istri kepada suaminya.

Pasalnya, apabila kata ini terucap, sang suami bisa merasa tersinggung & tidak nyaman. Kata apa sekiranya yang tidak boleh diucapkan bagi istri kepada suami?

Dalam kajiannya, Ustazah Aisah Dahlan yang juga sering dipanggil Bu Isah, memberi penjelasan tentang Istri agar tidak berkata-kata yang dapat menyinggung hati suami.

Menjaga komunikasi dengan pasangan sangat penting sehingga terhindar dari kesalahpahaman dan menjaga hubungan tetap harmonis.

Ada beberapa kata hingga kalimat yang sebaiknya tidak boleh diucapkan oleh istri kepada suaminya.

Pasalnya, apabila kata-kata ini terucap, sang suami bisa merasa tersinggung dan tidak nyaman.

Lantas, kata apa sekiranya yang tidak boleh diucapkan para istri kepada suaminya?

Mari simak penjelasan dr Aisah Dahlan yang mengingatkan kita sebagai wanita maupun istri untuk berhati-hati dalam berucap.

Dilansir Serambinews.com dari kanal YouTube Pecinta dr Aisah Dahlan, CHt pada Selasa (1/10/2022), dr Aisah Dahlan mengatakan, ada beberapa hal yang sebaiknya tidak diucapkan kepada suami.

Memerintah : “Cepetan, gitua aja lama banget sih”.

Kadang, tanpa sengaja istri kepada suami sering memerintah dengan menyebutkan kalimat seperti memerintah.

Kata dr Aisah Dahlan, kalimat seperti itu akan membuat suami merasa tidak nyaman.

Menyalahkan : “Tuh kan, aku juga bilang apa, kamu sih.”

Kalimat tersebut cenderung menyalahkan orang lain, baik istri maupun suami, tidak boleh melontarkan kalimat ini karena dapat menyinggung.

“Umumnya yang ngomong seperti itu adalah wanita karena mengeluarkan per harinya 20 ribu kata, kadang tanpa sengaja mengucapkan hal tersebut,” kata dr Aisah Dahlan.

Meremehkan : “Masak gitu aja gak bisa sih”

Kata dr Aisah, para suami tidak suka jika ia diremehkan, apalagi diremehkan dengan kata-kata dan di depan orang ramai.

Membandingkan : “Kenapa sih kamu gak bisa kayak”

Demi mencapai komunikasi yang baik, istri tidak boleh mengucapkan kalimat yang membandingkan suami.

Pasalnya, suami bisa cemburu terutama dibandingkan dengan suami orang atau tetangga.

Melabeli : “Kamu penakut amat sih mas”

Mengatakan suami seorang penakut adalah ikut serta melabelinya sebagi seorang yang benar-benar penakut.

Jangan sampai kata-kata ini dilontarkan istri kepada suami karena dapat menyinggung hatinya.

Mengancam : “Kalau gak mau bantuin, awas yaa!”

Kalimat bernada ancaman seperti ini tidak dianjurkan karena bisa menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada suami.

Perlu diketahui juga lanjut dr Aisah Dahlan, ucapan mengancam ini juga tidak boleh diucapkan seorang ibu kepada anaknya, seperti ancaman “Awas ya kalau tidak mandi.”

Pasalnya, nada ancaman ini dapat menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada seseorang.

Menyudutkan: “Makanya”

Kata yang dapat menyudutkan hati suami lainnya adalah kata “makanya”.

Kata ini secara tidak langsung menyalahkan orang lain.

Daripada mengucapkan kata tersebut kepada suami, sebaiknya istri diam saja saran dr Aisah.

“Ini kata paling tidak enak, tidak nyaman itu baik kepada siapapun, saya mau bilang makanya, diam aja, untuk anak-anak juga itu tidak suka, dia disudutkan,” tambah dr Aisah.

Menyindir : “Haduuuh tumbeen”

Terakhir, dr Aisah mengatakan hal yang tidak boleh diucapkan istri kepada suaminya adalah kata “tumben”.

Pasalnya, kata ini dapat menyinggung hati suami dan membuatnya tidak nyaman berkomunikasi pada istrinya.

Daripada mengatakan hal tersebut kepada suami, saran dr Aisah sebaiknya baiknya adalah diam

“Apa gantinya? nggak ada gantinya, diam aja,” pungkas dr Aisah Dahlan

Inilah Alasan Suami Mudah Selingkuh Menurut dr Aisah Dahlan, Begini Cara Mengatasinya

Sebetulnya kebutuhan suami dan istri tidak berbeda jauh, sehingga keduanya dapat mempelajari satu sama lain.

Dalam rumah tangga pasti ada saja persoalan timbul.

Namun harus bijak cara menyikapi sehingga tidak menyebabkan terjadi perceraian.

Motivator rumah tangga, dr Aisah Dahlan menjelaskan alasan suami mudah berselingkuh dari istrinya.

Hal ini menjadi pemahaman para istri dan jadi sebagai bahan intopeksi diri.

Ternyata, alasan suami selingkuh adalah ada kebutuhannya yang tidak terpenuhi.

Termasuk dalam hal kebutuhan biologis maupun kebutuhan lainnya.

Suami bisa saja selingkuh karena ada kebutuhannya yang tidak terpenuhi oleh istrinya.

Sebetulnya kebutuhan suami dan istri tidak berbeda jauh, sehingga keduanya dapat mempelajari satu sama lain.

Istri yang berstatus makmumnya suami sehingga semestinya dapat membantu dan melayani kebutuhan suami.

Menurut dr Aisah Dahlan ada setidaknya ada 4 kebutuhan suami yang harus dipenuhi oleh istri.

Hal itu ia beberkan di kanal YouTube Pecinta dr Aisah Dahlan, CHt yang diunggah pada 21 Februari 2021 lalu.

Ketika kebutuhannya terpenuhi maka akan terjalinnya keluarga yang harmonis.

Pasangan itu berusaha agar kehidupan mereka tetap bahagia sampai hari tua.

Misalnya seorang istri yang selalu memberikan pelayanan dan kebutuhan terhadap suami.

Ternyata ada empat kebutuhan suami yang harus dipenuhi oleh istri.

Hal yang dapat dilakukan oleh suami dan istri menurut dr Aisah Dahlan di antaranya adalah istri memenuhi empat kebutuhan suami.

Sebelumnya dr Aisah Dahlan mengatakan, laki-laki memiliki hipotalamus lebih lebar 2,5 kali dari perempuan.

Hipotalamus adalah otak bagian tengah yang memiliki banyak fungsi.

Dengan ukurannya yang lebih besar dari perempuan, maka fungsinya pun lebih besar.

Penuhi Kebutuhan Biologis Suami

Pertama fungsinya sebagai pusat syahwat birahi

Hipotalamus menjadi pusat syahwat birahi, dengan ukurannya yang lebih besar, maka syahwat laki-laki lebih besar dari perempuan.

Sehingga, istri harus bisa memahami jika suami lebih banyak menginginkan dan sering berhubungan dan istri pun wajib melayaninya kebutuhan suami tersebut.

“Jadi kalau istri dicolek sedikit, diajak berhubungan intim bersiaplah dan layanilah,” kata dr Aisah Dahlan dalam video tersebut.

dr Aisah pun menyarankan agar istri melayani kebutuhan dari suami.

Jika sang istri tidak mau karena faktor kelelahan dan lainnya maka menitkan diri untuk melayani suami dengan rela.

Menurut dr Aisah Dahlan, suami akan senang dan rumah tangga menjadi harmonis.

Tetapi, jika kebutuhannya tidak terpenuhi, maka suami akan merasa kecewa.

Namun apabila sang istri sedang haid maka suami juga akan memahami.

Jika tidak diberikan kebutuhan biologis pada suami maka itu juga menjadi alasan suami suka selingkuh.

Hipotalamus juga berfungsi menjaga keamanan, atau menjadi pelindung.

“Laki-laki memiliki hipotalamus lebih lebar 2,5 kali dari perempuan, maka laki-laki lebih jago dalam menjaga keamanan,” terang d Aisah Dahlan.

Sehingga, ada istilah laki laki pelindung (pemimpin) perempuan.

Hal itu seiring dengan lebih kuat ya laki-laki daripada perempuan secara fisik.

“Jadi laki-laki itu sejak kecil juga sudah jago jaga keamanan,” sebutnya.

Berikan pelayanan atau kebutuhan seperti makan.

Fungsi hipotalamus ketiga yaitu sebagai pusat lapar dan haus.

Dengan lebih besarnya hipotalamus laki-laki, maka laki-laki lebih cepat merasa lapar dan haus.

Sehingga, laki-laki atau suami akan merasa senang jika istri menawarkan makan ketika pulang kerja.

Meskipun, istri sudah tahu suami sudah makan di luar.

“Misalnya ayah sudah makan ya? tanya itu karena sangat pas dengan otak laki-laki,” kata dr Aisah Dahlan.

dr Aisah Dahlan menyarankan agar istri selalu memperhatikan itu karena hipotalamus laki-laki yang lebih besar sehingga berfungsi sebagai pusat lapar dan haus.

Dia menambkan, hal ini juga berlaku bagi anak laki-laki sehingga, anak laki-laki saat belajar atau melakukan aktivitas akan cepat merasa lapar.

“Jadi kalau dia bilang lapar sebaiknya kasih makan dulu baru menyelesaikan trugas atau pekerjannya,” sebutnya.

Biarkan suami tidur lebih lama.

Fungsi hipotalamus juga menjadi pusat tidur.

“Pusat tidurnya memang lebih lebar,” kata dr Aisah Dahlan.

Laki-laki membutuhkan tidur lebih banyak daripada perempuan.

Selain itu, saat sedang tidur otak laki-laki 70 persen tidak aktif.

Sementara, karena hipotalamus perempuan kecil, maka saat sedang tidur pun otaknya 90 persen masih aktif.

“Makanya kalau kita tidur tapi denger, kadang kita juga jengkel lihat suami tidur belum bangun-bangun padahal anaknya nangis,” katanya.