Ibu Muda Merana Bayinya Penuh Bulu Bak Manusia Serigala, Diduga Kena Kutukan Gegara Makan Kucing Saat Hamil, Dokter Ungkap Hal Ini


Setiap orang tua tentu berharap agar sang anak lahir dengan kondisi sehat dan normal.

Lahirnya sang buah hati dengan kondisi yang tidak semestinya jelas menimbulkan kesedihan bagi orang tua,

Termasuk ibu dan ayah muda dari Apayo Filipina ini.

Dilansir Grid.ID dari Sanook.com pada Kamis (18/4/2024), seorang ibu muda memiliki 3 orang buah hati.

Namun salah satu anaknya terlahir dengan kondisi yang tak lazim.

Salah satu bayi memiliki bulu yang yang lebat dan tak biasa ketika ia dilahirkan.

Baik wajah maupun tubuhnya ditutupi rambut hitam yang semakin menebal seiring bertambahnya usia.

Sang ibu sempat mengungkap bahwa ia sempat mencukur dan memotong bulu tersebut, tapi tak disangka bulu itu malah semakin tumbuh lebat.

“Aku akan memandikannya saat cuaca panas dan bahkan mencoba memotong bulunya. Namun menjadi lebih panjang dan tebal,” kata sang ibu.

“Jadi kami berhenti melakukan itu,” katanya.

Orang tuanya pun khawatir bahwa sang anak akan menjadi korban bullying dengan kondisi seperti ini.

Sang ibu pun merasa bersalah dan menduga bahwa kondisi sang anak karena kutukan.

Ketika sedang hamil, sang ibu memakan kucing hitam yang membuatnya berspekulasi bahwa anaknya dikutuk.

Saat berusia dua tahun, sang orang tua pun membawa anaknya pergi ke dokter.

Terkuak bahwa anaknya menderita penyakit yang biasa disebut hipotiroidisme.

Penyakit ini juga disebut sebagai Sindrom Manusia Serigala (Hipertrikosis atau Sindrom Manusia Serigala), penyakit yang sangat langka, hanya menyerang 1 dari 1 miliar orang.

Dokter mengatakan gejalanya dapat diatasi melalui metode seperti penghilangan bulu dengan laser.

Akan ada 10 program pengobatan dalam waktu 4-6 minggu sebelum mengamati situasinya lebih lanjut.(*)

6 Kebiasaan Ini Rawan Menyebabkan Kanker jika Dilakukan Terus Menerus,Termasuk Mager

Berbagai penyakit serius banyak yang dimulai dari gaya hidup yang buruk, termasuk kanker.

Diketahui berbagai kebiasaan bisa menyebabkan kanker jika dilakukan terus menerus dalam jangka panjang.

Kebiasaan yang dimaksud termasuk mager dan tidak banyak bergerak, pola makan tidak sehat, hingga kebiasaan merokok.

Melansir kanal kesehatan Times of India, berikut ini penjelasannya.

1. Mager dan tidak banyak bergerak

Ada korelasi antara gaya hidup yang tidak banyak bergerak dan risiko lebih tinggi terkena penyakit ganas tertentu.

Sering berolahraga meningkatkan pertahanan tubuh terhadap kanker selain membantu menjaga berat badan yang sehat.

Memasukkan olahraga dalam rutinitas sehari-hari dapat menjadi terobosan dalam pencegahan kanker.

2. Paparan sinar UV yang berlebihan

Risiko kanker kulit meningkat jika terpapar sinar matahari dalam waktu lama tanpa perlindungan yang tepat.

Menggunakan tabir surya, mengenakan pakaian pelindung, dan mencari tempat berteduh adalah contoh perilaku aman dari sinar matahari yang dapat melindungi kulit dari sinar UV.

3. Pola makan yang tidak sehat

Penelitian telah menghubungkan peningkatan risiko kanker dengan pola makan tinggi makanan olahan, tinggi lemak jenuh, dan rendah buah dan sayuran.

Pola makan nabati yang kaya akan buah-buahan dan sayuran dapat membantu menurunkan risiko kanker tertentu dengan menyediakan nutrisi penting, antioksidan, dan serat.

4. Konsumsi alkohol

Asupan alkohol yang berlebihan telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena banyak penyakit ganas, seperti kanker kolorektal, payudara, dan hati.

Berhenti menggunakan alkohol dapat membantu mengurangi risiko ini.

5. Merokok

Merokok masih menjadi penyebab utama kanker, terutama kanker kandung kemih, tenggorokan, dan paru-paru.

Tembakau mengandung senyawa beracun yang dapat melukai sel, mengakibatkan perubahan genetik dan peningkatan risiko kanker.

Selain meningkatkan kesehatan pernapasan dan menurunkan risiko penyakit ganas yang fatal, berhenti merokok merupakan langkah awal yang penting dalam pencegahan kanker.

6. Mengabaikan pemeriksaan rutin

Pemeriksaan kesehatan rutin dapat terabaikan jika diabaikan.

Pemeriksaan rutin yang dilakukan secara individual berdasarkan usia dan faktor risiko dapat mendeteksi kanker pada tahap awal, saat kanker paling dapat disembuhkan, sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa pengobatan akan efektif.(*)

3 Orang yang Pantang Makan Telur Setengah Matang, Ada Risiko ‘Ngeri’ Kalau Dilanggar

Telur merupakan makanan yang disukai banyak orang.

Karena telur bisa dikreasikan menjadi berbagai makanan yang lezat.

Selain enak, telur juga kaya akan nutrisi yang baik untuk tubuh, nih.

Nah, beberapa orang ada yang menyukai telur dengan dimasak setengah matang.

Telur setengah matang ini disebut lebih creamy dan enak rasanya.

Bahkan beberapa makanan lebih nikmat ketika dipadukan dengan telur setengah matang.

Tapi di balik kenikmatan telur setengah matang, ada beberapa orang yang justru pantang banget untuk mencobanya, nih!

Apakah kamu termasuk?

Bahaya Konsumsi Telur Setengah Matang
Melansir Health Line, diketahui telur setengah matang masih mungkin mengandung Salmonella, sejenis bakteri yang mudah menyebabkan penyakit.

Bakteri Salmonella ini bukan hanya dapat ditemukan di cangkang telur, tapi juga di dalam telur.

Jika telur dikonsumsi setengah matang, maka ada kemungkinan bakteri Salmonella yang ada pada telur belum mati karena suhu tidak panas.

Bisa sebabkan keracunan
Mengonsumsi telur setengah matang yang terkontaminasi bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan Salmonella, nih.

Beberapa gejala keracunan makanan atau infeksi Salmonella yang bisa terjadi, termasuk keram perut, diare, perut mual, demam dan sakit kepala.

Gejala ini biasanya muncul 6 hingga 48 jam setelah makan makanan yang terkontaminasi bakteri dan dapat berlangsung 3 hingga 7 hari.

Untungnya, risiko telur terkontaminasi bakteri Salmonella saat ini mungkin sudah rendah.

Beberapa perbaikan mungkin telah dilakukan dalam pemrosesan telur yang dapat menyebabkan lebih sedikit kasus infeksi Salmonella.

Perubahan ini termasuk pasteurisasi.

Proses ini menggunakan perlakuan panas untuk mengurangi jumlah bakteri dan mikroorganisme lain dalam makanan.

Meski demikian, untuk meminimalkan risiko infeksi Salmonella, menyantap telur matang sempurna mungkin adalah pilihan yang lebih baik daripada makan telur setengah matang.

3 Orang yang Pantang Makan Telur Setengah Matang
Selain itu ada 3 kondisi orang yang sebaiknya menghindari konsumsi telur setengah matang ini.

Pada beberapa orang, hal itu bisa berakibat serius atau bahkan fatal.

Pertama, pada bayi dan anak kecil, kelompok usia dini lebih rentan terhadap infeksi karena sistem kekebalan yang belum matang.

Yang kedua adalah ibu hamil.

Meski jarang terjadi, infeksi Salmonella tetap saja dapat menyebabkan kram di rahim wanita hamil yang dapat menyebabkan kelahiran prematur atau lahir mati.

Ketiga adalah lansia.

Orang yang berusia di atas 65 tahun lebih mungkin meninggal karena infeksi yang ditularkan melalui makanan.

Faktor yang berkontribusi termasuk malnutrisi dan perubahan terkait usia pada sistem pencernaan.

Individu dengan gangguan kekebalan sistem kekebalan lebih lemah dan lebih rentan terhadap infeksi pada orang dengan penyakit kronis.

Orang dengan diabetes, HIV, dan tumor ganas termasuk di antara mereka yang dianjurkan untuk tidak makan telur mentah atau telur setengah matang.

Meski telur setengah matang bagi sebagian orang nikmat, namun kandungan proteinnya ternyata tidka sebanyak telur matang.

Ini karena penelitian menunjukkan bahwa penyerapan protein pada telur matang lebih banyak daripada telur mentah.

Sebuah studi kecil yang telah diterbikan dalam The Journal of Nutrition pada 1998, membandingkan penyerapan protein dari telur yang dimasak sempurna dan mentah pada 5 orang.

Studi tersebut menemukan bahwa 90 persen protein dalam telur matang terserap, tetapi hanya 50 persen dalam telur mentah.

Dengan kata lain, protein dalam telur yang dimasak 80 persen lebih mudah dicerna daripada protein dalam telur mentah.

Meskipun protein lebih baik diserap dari telur yang dimasak, beberapa nutrisi lain mungkin sedikit berkurang dengan proses pemasakan.

Ini termasuk vitamin A, vitamin B5, fosfor dan kalium.

Wah dengan beberapa fakta ini sebaiknya kamu berhati ketika mengonsumsi telur setengah matang ya.

Semoga bermanfaat ya, Sase Lovers.